Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah melaporkan diri ke puskesmas terdekat, jika memang kasus Anda belum diketahui. Ini penting supaya Anda masuk ke dalam pemantauan fasilitas kesehatan. Selain itu, pelaporan juga diperlukan agar puskesmas dapat melakukan penyelidikan kontak erat.
Isolasi mandiri dilakukan selama setidaknya 10 hari atau hingga pasien memenuhi criteria sembuh COVID-19. Berikut adalah hal-hal yang perlu Anda lakukan selama isolasi mandiri di rumah sesuai anjuran pemerintah:
1. Tidak beraktivitas di luar rumah
Apabila sedang dalam isolasi, Anda tidak boleh keluar rumah atau pergi ke tempat umum walaupun untuk bekerja. Jika memungkinkan, bekerjalah dari rumah selama isolasi. Apabila sakit, Anda dianjurkan untuk beristirahat dulu untuk sementara waktu hingga pulih.
Bila tadinya Anda memiliki gejala dan sembuh dalam waktu kurang dari 10 hari, Anda tetap harus tinggal di rumah dan menunggu hingga masa isolasi selesai. Anda juga tidak disarankan untuk menerima tamu.
Apabila selama masa isolasi ada keperluan ke luar rumah, seperti membeli makanan atau obat-obatan, mintalah orang lain yang tidak sedang menjalani isolasi atau karantina untuk melakukannya. Anda juga dapat memanfaatkan aplikasi layanan online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2. Hindari kontak dekat dengan orang yang tinggal serumah
Selama di rumah, Anda disarankan untuk berada di kamar yang terpisah dengan penghuni rumah lainnya. Kamar disarankan memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik. Sebisa mungkin, usahakan kamar isolasi mandiri tidak dimasuki oleh penghuni rumah yang lain.
Untuk meminimalkan kontak dengan orang rumah, berkomunikasilah melalui telepon, video call, atau pesan singkat. Untuk mengantarkan makanan atau barang yang Anda butuhkan, penghuni rumah lain disarankan untuk mengantarkannya ke depan pintu kamar dan Anda dapat mengambilnya setelah ia pergi.
Pada kondisi tertentu yang membuat Anda untuk berada dalam satu ruangan dengan penghuni rumah lainnya, lakukan jaga jarak atau physical distancing, terutama dengan orang yang rentan terhadap COVID-19, seperti lansia, pemilik penyakit kronis, dan ibu hamil.
Physical distancing yang dimaksud adalah menjaga jarak minimal 2 meter dari penghuni lainnya dan menghindari berbicara berhadap-hadapan selama 15 menit atau lebih.
3. Pakai masker
Meski di rumah, Anda tetap disarankan untuk mengenakan masker, yaitu masker jenis surgical mask. Ini dilakukan guna mencegah penularan kepada keluarga atau orang yang berada dalam satu rumah dengan Anda.
4. Gunakan perlengkapan terpisah
Selama menjalani isolasi mandiri, gunakan piring, sendok, garpu, dan gelas secara terpisah. Begitu juga dengan peralatan mandi, seperti handuk dan sikat gigi. Sediakan juga tempat sampah atau kantung plastik khusus untuk membuang tisu yang Anda gunakan untuk batuk, bersin, dan membersihkan mulut atau hidung serta sampah lainnya.
Sebaiknya, gunakan kamar mandi yang berbeda dengan penghuni lainnya. Jika ini tidak memungkinkan, lakukan disinfeksi kamar mandi setiap usai digunakan, terutama pada barang yang disentuh, seperti keran, gagang shower atau gayung, dan flush toilet.
Penghuni rumah lain juga disarankan untuk selalu membersihkan permukaan benda yang sering disentuh atau dipakai bersama, seperti wastafel, gagang pintu, atau telepon, dengan cairan disinfektan.
5. Cuci pakaian secara terpisah
Pakaian yang Anda gunakan harus dicuci secara terpisah dengan penghuni lainnya. Oleh karena itu, mintalah penghuni lain untuk menyediakan keranjang cucian guna meletakan pakaian kotor Anda.
Adapun proses pencucian pakaian yang wajib diperhatikan penghuni yang mencucikan pakaian Anda adalah:
- Selalu gunakan sarung tangan dan masker ketika mencuci pakaian.
- Cuci pakaian menggunakan deterjen dan air dengan suhu 60–90 derajat Celsius, lalu segera keringkan.
- Segera cuci tangan setelah mencuci pakaian kotor.
- Cuci atau desinfeksi keranjang cucian dan area sekitar tempat pencucian menggunakan cairan desinfektan.
6. Manfaatkan layanan telemedicine
Agar kesehatan terus terpantau, Anda dapat manfaatkan layanan telemedicine dari Kementerian Kesehatan Indonesia yang bekerjasama dengan beberapa aplikasi kesehatan, seperti Alodokter.
Melalui layanan telemedicine, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter secara virtual dan menyampaikan keluhan yang dirasakan. Dari hasil konsultasi ini, dokter akan mengarahkan Anda kepada hal-hal yang perlu dilakukan selama menjalani isolasi mandiri.
Dokter juga bisa meresepkan obat-obatan untuk meringankan gejala yang Anda rasakan, jika diperlukan
7. Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat
Cuci tangan Anda dengan air dan sabun secara rutin. Jangan lupa minum banyak air, setidaknya 8 gelas sehari, serta konsumsi makanan bergizi dan suplemen atau vitamin yang disarankan dokter. Selain itu, tetap bersihkan barang-barang di dalam kamar Anda secara rutin, terutama yang sering disentuh.
Selama isolasi mandiri, jemur badan dan lakukan olahraga ringan secara rutin di bawah sinar matahari setiap pagi selama 15–30 menit, agar tubuh Anda lebih bugar dan lebih cepat sembuh.
8. Ukur suhu tubuh dan kadar oksigen secara berkala
Pastikan bahwa Anda memiliki termometer dan oximeter. Termometer penting untuk dimiliki guna memantau suhu tubuh secara berkala. Sementara oximeter digunakan untuk mengukur kadar oksigen dalam darah dan mewaspadai happy hypoxia.
9. Jaga komunikasi dengan orang terdekat
Meski Anda harus melakukan isolasi di rumah, bukan berarti komunikasi Anda terbatasi dengan orang-orang terdekat. Anda tetap bisa menjalin hubungan dengan anggota keluarga dan teman melalui telepon, video call, atau media sosial.
Komunikasi dengan orang terdekat selama masa isolasi penting untuk dilakukan, agar Anda tidak mengalami stres dan kesepian.
10. Hubungi rumah sakit
Pantau gejala yang muncul secara berkala. Bila Anda mengalami demam, sebaiknya konsumsi obat yang mengandung Paracetamol sesuai aturan pakai yang tertera pada kemasan obat. Begitu juga dengan dosis obat-obatan lain yang dikonsumsi selama menjalani isolasi mandiri.
Apabila di tengah masa isolasi muncul keluhan baru atau keluhan yang Anda alami jadi memberat, misalnya demam tinggi disertai batuk terus-menerus dan sulit bernapas, segera hubungi rumah sakit atau hotline COVID-19 (119 ext 9) untuk mendapatkan perawatan.
Begitu pun jika hasil pengecekan kadar oksigen berada di bawah 95 persen, Anda disarankan untuk segera menghubungi rumah sakit terdekat, meskipun Anda tidak merasakan gejala sesak napas.
Agar orang lain tidak tertular, Anda disarankan untuk tetap berada di rumah. Bila memang diperlukan, rumah sakit akan mengirim ambulans khusus untuk menjemput Anda.
Isolasi di rumah bisa menjadi hal yang berat bagi sebagian orang. Namun, cara sederhana ini efektif untuk melindungi Anda, keluarga dan orang-orang di sekitar Anda, bahkan seluruh masyarakat Indonesia dari COVID-19.
Terlepas dari ada atau tidaknya gejala dan kontak dengan orang yang menderita atau dicurigai menderita COVID-19, setiap orang disarankan untuk tinggal di rumah dan membatasi aktivitas di luar rumah, terutama yang melibatkan banyak orang. Bila memungkinkan, mintalah pilihan untuk bekerja atau belajar dari rumah.
Ini dilakukan karena virus Corona atau SARS-CoV-2 dapat menyebar dengan mudah bahkan dari orang yang tidak merasakan gejala, terutama setelah munculnya COVID-19 varian delta.Jadi, seseorang bisa saja tertular atau menularkan virus ini ke banyak orang tanpa menyadarinya.
Bila masih ragu apakah Anda perlu melakukan isolasi mandiri di rumah, berkonsultasilah dengan dokter melalui chat di aplikasi Alodokter. Selain itu, Anda juga bisa melakukan konsultasi di aplikasi ini mengenai masalah kesehatan apa pun, baik yang terkait COVID-19 maupun yang tidak, sehingga Anda tidak perlu keluar rumah.@
Untuk Masuk Ke Media Berita PTPN7 Unit Tubu Dapat Klik Disini
Bambang-H/2021/sdm@.
0 Komentar