PUSAT KRISIS KEMENKES RI

PUSAT KRISIS KEMENKES RI
PUSAT KRISIS KESEHATAN - KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
LAYANAN INI DIMUAT UNTUK DIMENGERTI DAN DIPAHAMI AGAR SUPAYA TIDAK MENDAPATKAN INFORMASINYA SEPUTAR COVID-19 BUKAN DARI INFORMASI YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB.
UNTUK INFORMASI COVID-19 LENGKAPNYA SAUDARA DAPAT MENGUNJUNGI HALAMAN WEB ONLINE DEPKES KRISIS KEMENKES RI PADA LINK DIBBAWAH INI

SELURUH BERITA MENGENAI BERITA-BERITA  INI TERKAIT PADA WEBSEIT PUSAT KRISIS KEMENKES RI   http://pusatkrisis.kemkes.go.id
Alamat: Jl. H.R Rasuna Said, Gedung Sujudi, Lt. 6 - Kuningan Jakarta Selatan Indonesia
E-mail: pusatkrisis@kemkes.go.id
Telepon: (021) 526 5043, (021) 521 0420, (021)5210411
Faks: (021) 527 1111
Call Center: 0812 1212 3119
Website : http:/pusatkrisis.kemkes.go.id

Jambu Biji dan Senyawa Potensial Pencegah COVID-19


Jambu biji mengandung senyawa kandidat potensial yang dapat digunakan untuk menciptakan obat untuk menghambat dan mencegah virus Corona jenis baru atau SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, demikian hasil penelitian Universitas Indonesia (UI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB).
“Komponen pada jambu biji ini cukup lengkap sebagai bahan alam yang bisa mencegah virus yang menginfeksi manusia,” kata Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam konferensi pers di Fakultas Kedokteran UI, Jakarta, Jumat (13/3/2020), seperti dilansir Antara.
Berdasarkan hasil skrining aktivitas terhadap ratusan protein dan ribuan senyawa herbal terkait dengan mekanisme kerja virus, diperoleh beberapa golongan senyawa yang berpotensi untuk menghambat dan mencegah virus SARS-CoV-2 untuk menginfeksi manusia.
Golongan senyawa tersebut antara lain hesperidin, rhamnetin, kaempferol, kuersetin dan myricetin yang terkandung dalam jambu biji dengan daging buah merah muda, kulit jeruk, dan daun kelor.
Hasil penelitian itu juga didukung sejumlah kajian terdahulu yang menunjukkan jambu biji (Psidium guajava) dengan daging buah warna merah muda memiliki kandungan senyawa yakni myricetin, kuersetin, luteolin, kaempferol dan hesperidin.
Myricetin berfungsi sebagai penghambat atau inhibitor helicase SARS coronavirus (Yu et al, 2012). Kuersetin sebagai penghambat atau inhibitor non-competitive 3CLPro dan PLpro (Lin et al, 2005; Nguyen et al, 2012). Luteolin sebagai inhibitor protein furin yang diduga sebagai salah satu enzim yang memecah protein S (spike) virus Corona seperti pada MERS (Peng, et al, 2017; Kleine, et al, 2018).
Kaempferol berfungsi sebagai inhibitor non-competitive 3CLPro dan Plpro (Park, et al, 2017). Hesperidin yang menghambat ikatan domain pengikat reseptor (receptor-binding domain/RBD) dari protein Spike SARS-COV-2 dengan reseptor ACE2 (enzim pengubah angiotensin atau angiotensin-converting enzyme/ACE) pada manusia sehingga diprediksi berpotensi dalam menghambat masuknya virus SARS-COV-2 (Wu, et al, 2020).
Penemuan senyawa kandidat potensial di jambu biji, kulit jeruk, dan daun kelor itu dilakukan oleh gabungan peneliti multi disiplin dari UI dan IPB yang mencakup Departemen Kimia Kedokteran Fakultas Kedokteran UI, Klaster Bioinformatics Core Facilities di Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) Fakultas Kedokteran UI, Klaster Drug Development Research Center di IMERI Fakultas Kedokteran UI, Laboratorium Komputasi Biomedik dan Rancangan Obat Fakultas Farmasi UI, Rumah Sakit UI, Pusat Studi Biofarmaka Tropika IPB dan Departemen ilmu Komputer IPB.(ant/ipg)
Sumber berita suarasurabaya.net

Studi Pendahuluan Prediksikan, Jambu Biji Berpotensi Hambat Virus Corona
Penulis Shierine Wangsa Wibawa | Editor Shierine Wangsa Wibawa 

KOMPAS.com - Studi pendahuluan (preliminary) yang dilakukan oleh gabungan peneliti kedokteran Universitas Indonesia (UI), Farmasi UI dan IPB memprediksikan bahwa senyawa pada jambu biji mungkin memiliki kemampuan untuk menghambat infeksi SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19. Dipaparkan dalam konferensi pers "#FKUIPeduliCovid19, Bahan Alam Indonesia sebagai Kandidat Potensial untuk Mencegah Covid-19", dari semua tanaman herbal yang dianalisis, jambu biji ditemukan memiliki senyawa potensial paling lengkap. Tim peneliti menemukan hal ini setelah melakukan analisis big data dan machine learning dari basis data HerbalDB yang berjumlah 1.377 senyawa herbal dan pemetaan farmakofor dengan metode struktur dan ligand, serta konfirmasi hasil menggunakan pemodelan molekuler untuk dievaluasi antivirusnya.
Lewat skrining aktivitas terhadap ratusan protein dan ribuan senyawa herbal terkait mekanisme kerja virus, lantas diperoleh beberapa golongan senyawa yang berpotensi untuk menghambat dan mencegah virus SARS-CoV-2 menginfeksi manusia. Golongan senyawa itu antara lain hesperidin, rhamnetin, kaempferol, kuersetin dan myricetin yang terkandung dalam jambu biji yang berdaging buah merah muda, kulit jeruk dan daun kelor. Namun, dari semua tanaman herbal Indonesia yang berpotensi, tim peneliti paling merekomendasikan jambu biji karena paling lengkap senyawanya dan mudah dikonsumsi masyarakat. Untuk diketahui, obat-obatan yang telah digunakan untuk penanganan SARS, dan kini sedang diuji klinis untuk SARS-CoV-2, memiliki kemampuan untuk menghambat replikasi virus dalam tubuh dan penempelan virus melakui pengikatan terhadap reseptor manusia.
Obat-obatan inilah yang menjadi rujukan studi ini, dan senyawa-senyawa pada jambu biji diprediksi secara bioinformatika memiliki kemampuan serupa dalam menghambat virus SARS-CoV-2. Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), menjelaskan bahwa secara sederhana, yang dilakukan oleh para peneliti adalah merangkum hasil temuan yang dilakukan di luar dan membandingkannya dengan senyawa herbal yang tersedia di Indonesia. Penelitian dilakukan secara bioinformatika dengan mencari kecocokan antara komponen virus, novel target therapy dan bahan-bahan kimia hingga ditemukan bahwa jambu biji cukup menjanjikan, meski perlu penelitian lebih lanjut.
Penulis Shierine Wangsa Wibawa | Editor Shierine Wangsa Wibawa Perlu penelitian lebih lanjut Salah satu anggota tim peneliti, Rafika Indah Paramita, M.Farm, Apt., juga menegaskan bahwa ini baru berdasarkan hasil studi preliminary menggunakan bioinformatika, sehingga masih membutuhkan penelitian lanjutan, mulai dari in vitro (pada tingkat sel), hewan hingga manusia. Dia mengatakan, kalau senyawa yang di jambu yang kami kerjakan memang kami targetkan ke situ (mengikuti mekanisme aksi obat-obatan). Namun, apakah benar yang ada di jambu bisa terbukti bisa seperti yang di obat? Kami belum sampai ke sana. "Jadi, secara komputasi, secara prediksi, memang iya, bisa menghambat ( virus corona). Tapi kalau secara penelitian sampai ke level uji klinis belum ada. Jadi ini masih hanya prediksi," imbuhnya lagi. Sayangnya, tim peneliti masih belum bisa langsung melakukan uji in vitro dan seterusnya pada potensi jambu biji sebagai penghambat virus corona.
Pasalnya, tim peneliti belum memiliki virus SARS-CoV-2 untuk diujikan. Rafika berkata bahwa untuk menguji, diperlukan virus SARS-CoV-2. Sementara pengetesan virus corona tersebut di Indonesia hanya dilakukan di Litbangkes. "Kami memang sangat terbuka sekali (kalau) ada teman-teman dari Litbangkes yang mau meneruskan penelitian ini. Silahkan (meneruskan). Nanti, kami akan buat publikasinya, akan kami tuliskan hasilnya sebagai rekomendasi," ujarnya. Untuk saat ini, masyarakat diperbolehkan mengonsumsi jambu biji sebagai senyawa herbal, bukan sebagai terapi atau pengobatan. "Dia (jambu biji sebagai senyawa herbal) hanya membantu saja. Jadi, obat-obatan herbal tidak bisa diklaim sebagai menyembuhkan atau mengobati," kata Rafika. Dia melanjutkan, yang boleh memberikan klaim mengobati dan menyembuhkan, hanya untuk obat tunggal yang telah diuji secara klinis. Kalau obat herbal kan komponennya banyak sekali, kita sebutnya sebagai pendukung saja.

Sumber berita www.kompas.com
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Studi Pendahuluan Prediksikan, Jambu Biji Berpotensi Hambat Virus Corona", https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/13/173400923/studi-pendahuluan-prediksikan-jambu-biji-berpotensi-hambat-virus-corona.
Penulis : Shierine Wangsa Wibawa
Editor : Shierine Wangsa Wibawa

Posting Komentar

0 Komentar

============================================
MEDIA MILIK ADMIN PTPN7 UNIT TUBU
============================================